TOPIKMETRO.COM - Sudah hampir setahun Presiden Joko Widodo duduk dipucuk pimpinan negara. Banyak janji yang diumbar sebelum dirinya menjadi orang nomor satu di Indonesia, terutama masalah kemiskinan.
Justru selama menjabat sebagai pimpinan negara, Jokowi seolah dipusingkan dengan masalah kemiskinan. Belum ada kejelasan ke mana arah negara ini bakal dibawa. Apalagi dalam pidato Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016, Jokowi tidak menyinggung urusan ini.

Hasil kerja berantas kemiskinan hampir setahun ala Jokowi nyatanya belum ampuh. Angka kemiskinan tiap bulannya malah bertambah, dan membuat banyak pihak bertanya-tanya apa yang dia kerjakan.
Padahal Jokowi pernah menyinggung dalam sambutan pada acara peringatan Konferensi Asia Afrika (KAA) ke-60, Indonesia belum terbebas sepenuhnya dari kemiskinan. Indonesia masih tertinggal dengan negara-negara maju di dunia.
"Indonesia dengan penduduk 250 juta orang belum terbebas dari kemiskinan, kita masih tertinggal dengan negara maju," ujar Jokowi di Bandung.
Jokowi mengakui permasalahan ini bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan di sejumlah negara di benua Asia dan Afrika. Dia menyebutkan 75 persen penduduk Asia dan Afrika masih tergolong miskin.
Jusuf Kalla sebelum dilantik menjadi wakil presiden juga pernah mengatakan penanggulangan kemiskinan menjadi salah satu tantangan terbesar pemerintah mendatang. Mengingat ketimpangan kesejahteraan antarpenduduk di Tanah Air termasuk terbesar di dunia.
"Hanya tiga kota di dunia yang memiliki gap terbesar yakni Indonesia, Manila, dan Bombay. Bahkan, gap pendapatan di Indonesia 150 kali lebih besar ketimbang di Amerika Serikat," ujar JK, sapaan akrabnya.
Dia menegaskan, pemerintah sejatinya memiliki dua kekuatan untuk mengatasi ketimpangan kesejahteraan tersebut. Dua kekuatan negara pertama anggaran dan kedua kebijakan yang menyebabkan rakyat bekerja dan investasi jalan."
Bukti ketidakmampuan Jokowi berantas kemiskinan juga diakui bawahannya. Rizal Ramli semenjak jadi pengamat hingga duduk Menteri Koordinator Kemaritiman, konsisten mengkritik bosnya.
Baru-baru ini dia bahkan mengatakan bahwa Jokowi menganut sistem neoliberal. Sistem ini, menurutnya, tidak bisa membawa kesejahteraan pada masyarakat Indonesia.
Sehingga sistem ekonomi yang diserahkan pada pasar, membuat pertumbuhan Indonesia salah satu yang terendah di ASEAN. Di mana tidak bisa mencapai di atas 10 persen.
"Kenapa Indonesia tumbuhnya biasa-biasa saja dan paling rendah di Asian Five. Pertama, kita menganut kebijakan ekonomi neoliberalisme. Apa itu? Pada dasarnya semua diserahkan kepada pasar," kata Rizal.
Banyak fakta yang mengungkapkan jika sistem yang dianut Jokowi justru membuat negara makin bobrok. Perlu ada langkah khusus dalam menanggulangi masalah tersebut.
Merdeka.com merangkum beberapa fakta yang menegaskan bahwa selama era Jokowi kemiskinan makin subur.(tm)