 |
Ilustrasi |
Topikmetro.com, Pekanbaru. Dugaan pengrusakan, pencaplokan atau perambahan kawasan hutan oleh beberapa perusahaan perkebunan kelapa sawit di wilayah rokan hulu sampai kini belum ada tindak lanjut dari instansi terkait, diduga hampir semua perusahaan yang mengelola kawasan hutan tanpa prosedural perizinan dari kementerian lingkungan hidup dan kehutanan Republik Indonesia.
Terkait hal tersebut, kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Rohul Sri Hardono saat dijumpai dipekanbaru beberapa hari yang lalu mengatakan bahwa pihaknya sudah pernah melaporkan hal itu kepada atasan kita, dan kita akan terus melakukan inventarisasi.
Sebagai contoh PTPN V tandun di duga telah mengelola kawasan hutan lindung bukit suliki ratusan bahkan ribuan hektare dialihfungsikan jadi perkebunan kelapa sawit dengan mengatas namakan koperasi sibuayo tepat berada dalam kawasan hutan diklat tujuan khusus (khdtk) bukit suliki kecamatan tandun dengan modus mengatasnamakan koperasi tandun sibuayo seluas lebih kurang 2300 ha.
Hal ini juga diakui kharimullah tbn direktur eksekutif lembaga Pengawasan pembangunan lingkungan hidup indonesia bahwa kawasan hutan lindung maupun kawasan hutan produksi terbatas diwilayah Rohul sudah hampir habis dikuasai oleh oknum yang tidak bertanggung jawab seperti PTPN V. PT andika permata sawit lestari lebih kurang 9000 ha didesa sontang dan bonai Darussalam, dan ada juga yang pribadi seperti Acua asal pekanbaru kuasai kawasan hutan produksi terbatas seluas 700 ha dirangau dan aweng pengusaha asal medan ini juga kuasai ratusan hektare kawasan hutan produksi terbatas mahato kecamatan tambusai utara, kita sebagai aktivis lingkungan hidup diriau ini berharap para pelaku kejahatan dibidang kehutanan diriau khususnya diwilayah rohul kampar dan kuansing agar ditindak tegas sesuai undang undang yang berlaku karena para pelaku kejahatan dibidang kehutanan ini hanya memikirkan keuntungannya saja.
Disisi lain banyak yang telah dirugikan dari segi lingkungan hidup, pajak Pendapatan daerah dan pusat dan lain sebagai nya mencapai ratusan bahkan milyaran rupiah. (K.tbn)