Gemariau.com,Lenggadai Hilir- pelaksanaan proyek APBD semenisasi jalan durian yang terletak dikepenghuluan Lenggadai hilir Kecamatan Rimba melintang kabupaten Rokan Hilir dinilai masyarakat dibuat asal jadi, senin (04/01).
Pasal nya pelaksanaan proyek semenisasi jalan durian sepanjang 785 meter dengan lebar 2,5 meter itu tidak dikerjakan dengan seharus nya atau tidak sesuai dengan spek kerja.
Ijon pelaksana pekerjaan semenisasi jalan durian itu, ketika dikomfirmasikan senin (04/01) melalui telepon seluler nya mengatakan tidak mau tau dengan urusan itu lagi, "tanya aja kontraktor nya, aku ngak tau masalah itu", ujar nya.
Dan ketika ditanya kepada nya (ijon) masalah pembangunan jalan itu yang laporan masyarakat tak sesuai dengan spek kerja ijon menjawab melalui Hp nya "ada masalah apa dan saya tidak tahu menau dengan urusan itu tanyakan saja langsung kekontraktor nya", cetus nya.
Berdasarkan pantauan gemariaum.com dilokasi pembangunan proyek semenisasi jalan durian kepenghuluan lenggadai hilir senin (20/12) lalu tampak memang benar ada nya bahwa proyek tersebut dilaksanakan asal jadi, hampir. Disemua sisi terjadi kejanggalan mulai dari tebal jalan tersebut kurang, plastik hitam juga cuma dipasang dipinggir saja bahkan warmesh yang dipakai pun tampak nya lebih kecil dari biasanya dipakai untuk jalan.
Ketua rombongan kerja munal (35) saat dikomfirmasikan di tempat kerjanya saat istirahat makan siang senin (14/12) waktu pelaksanaan kerja mengatakan bahwa dia hanya sebatas mengambil upah saja melalui pemborong ijon warga mukti jaya kalau masalah pekerjaan dia hanya mengikuti arahan dari pemborong, "saya hanya melakukan pekerjaan dan menurut perintah pemborong, kalau mengenai pelaksanaan pekerjaan nya salah dan tak mengikuti bistik itu kan perintah pemborong dan kami anggota kerja hanya melakukan pekerjaan yang diperintah pemborong, ujar mail.
Lebih lanjut mail mengatakan, "kalau pekerjaan ini dilaksanakan sesuai bistik paling hanya cukup untuk separoh saja dari panjang 785 meter dan lebar 2,5 meter untuk pembangunan jalan durian ini, maka nya saya diminta pemborong untuk mengurangi ukuran jalan tersebut untuk bisa menyiapkan kan pembangunan jalan itu," papar mail.
Ditempat yang sama Ujang (50) ketua RW 02 kepenghuluan lenggadai hilir yang ikut dalam pekerjaan jalan itu mengatakan hal yang sama, dengan munal ketua kerja " yang kami tau cuma kerja upah Nya 15000 per meter sementara urusan tentang ukuran yang kurang itu kan urusan pemborong ," cetus nya.
Sementara sehari sebelum wartawan turun kelokasi pembangunan proyek semenisasi jalan durian dua warga lenggadai hilir yang tinggal dijalan durian yang berinisial (MT) dan (UP) mengatakan kepadagemariau.com bahwa pembangunan jalan tersebut cukup parah dan tidak seharus nya jalan di bangun seperti itu, UP menjelaskan, "Tepat nya didepan rumah saya jalan dicor tampa menggunakan angker dan tikar, saya menyaksikan nya sendiri dan kalau di suruh menunjukan tempat nya saya masih ingat ," ujar UP
Sementara MT membenar kan keterangan dari UP bahwa hal tersebut memang benar terjadi, "pekerjaan semenisasi jalan didekat rumah UP memang benar tampa menggunakan tikar dan besi, kami sempat heran mengapa pekerjaan semenisasi ini tak pakai besi pula padahal sebelum nya pada awal pekerjaan besi dipasang ditengah tengah dan sisi pinggir nya Tidak memakai besi, sekitar 20 centi meter kiri dan kanan jadi 40 centi meter tampa pakai besi, lantas waktu pengecoran dekat rumah UP malah tak pakai besi, terang MT.
Sementara itu penghulu lenggadai hilir Syofyanto saat dikomfirmasikan wartawan di kantor nya mengatakan, " memang benar laporan dari masyarakat tentang pembangunan jalan tersebut sudah kami terima bahkan bukan satu atau dua orang melain kan banyak sekali, ujar penghulu.
Dan mengenai kejelasan proyek semenisasi jalan durian tersebut juga tidak jelas, " kami pihak penghulu tidak mengetahui secara pasti tentang keberadaan proyek tersebut karena pemborong masuk tampa ada mengkoordinasikan dengan penghulu dan mereka Juga tidak ada memasang papan plang proyek jadi kita tidak tahu siapa yang punya proyek siapa yang mengejakan, berapa anggaran nya. Kita semua tidak tau dan kalau saya bilang proyek ini bisa dikatakan proyek siluman karena dilaksanakan tampa identitas tiba tiba dilaksanakan dan sampai ahir pekerjaan tidak ada papan plang proyek dipasang", (grc/zul)