
TOPIKMETRO.COM, PEKANBARU - Setelah diberi deadline selama tiga hari untuk membersihkan sampah di Kota Pekanbaru yang berakhir tadi malam, Jumat (10/6/2016), ternyata masih ditemukan ada beberapa tempat yang terlihat sampahnya masih berserakan dan menggunung, yang diperparah dengan kondisi menutupi jalan.
Kawasan itu berada di jalur perlintasan satu- dua Pasar Wisata Senapelan (pasar bawah, red), yang hingga pukul 22.00 WIB, membuat aktivitas berkendara jadi terganggu karena dihadang tumpukan sampah tersebut.
Belum diketahui apa yang membuat PT Multi Inti Guna (MIG), selaku pihak yang dipercayakan Pemko Pekanbaru membersihkan sampah, seakan mangkir dari MoU.
Padahal, MoU tersebut telah disepakati Walikota bersama PT MIG, yang meminta PT MIG bertanggungjawab membersihkan sampah-sampah yang diberi deadline tiga hari (7-10 Juni 2016), pasca mogoknya ratusan PT MIG setelah berdemo menuntut pencairan gaji mereka yang belum dibayar dua bulan.
"Beberapa hari petugas kebersihan dari PT MIG tidak kerja, Pekanbaru sudah kayak kiamat. Sampah dimana-mana beserak. Saya harus turun langsung menyelesaikan ini dengan mendudukkan PT MIG. Kita lihat komitmen mereka mau bertanggung jawab. Kalau tidak ada, ya kita akan putus kontrak," ujar Walikota Pekanbaru, Dr H Firdaus ST MT kepada topikmetro.com, Selasa (7/6/2016) kemaren.
Sementara, Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Pekanbaru, Edwin Supradana enggan berkomentar banyak terkait prahara sampah yang kini sudah jadi perbincangan hangat dan momok mengerikan datang ke bumi madani di awal Ramadhan.
"Kita tunggu saja keputusan Pak Wali. Saya belum bisa berkomentar banyak. Hari ini, Sabtu, (11/6/2016) kita akan rapat evaluasi usai tenggang deadline diberikan," ujarnya yang dikonfirmasi topikmetro.com, dinihari tadi
Sementara, Calon Walikota Pekanbaru, Jufri Zubir turut angkat bicara terkait polemik sampah ini. masyarakat Pekanbaru dihimbaunya untuk tidak serta merta menyalahkan kebijakan Walikota yang telah mempihaktigakan penanganan sampah kepada pihak swasta.
Dirinya lebih setuju jika ada komponen masyarakat yang mau berunding bersama Walikota.
"Duduk bersama rasanya lebih bagus dan efektif ketimbang saling menyalahkan. Karena dengan duduk bersama, masyarakat bisa menyampaikan saran demi penanganan sampah yang lebih baik ke depannya," kata Zubir.
Sebagai warga kota yang baik dan menghargai demokrasi, Jufri meminta masyarakat untuk peduli dengan penanganan sampah ini.
"Di Pekanbaru ini banyak warga-warganya yang pintar. Mereka harus berani menyampaikan masukan agar persoalan sampah bisa dikendalikan," katanya.
Menurutnya, timbulnya stigma negatif dari masyarakat Pekanbaru terhadap nama dan pencitraan Walikota Pekanbaru, Dr H firdaus ST MT terkait persoalan ini, sebaiknya tidak melulu dipandang dari satu estimasi saja.
"Kalau ada yang menilainya seperti, saya rasa itu hanya semata menerka-nerka saja. Makanya, keterbukaan infomasi dan regulasi yang berlakukan dalam penanganan sampah harus jelas dan terbuka. Kalau saya pribadi menduga, mungkin ada pihak-pihak yang ingkar dalam kerjasama. Saya harap ini dapat diselesaikan dan tak terjadi lagi di kemudian hari," harapnya.
Kurniawan