Topikmetro.com - Operasi perburuan kelompok terduga
teroris, Mujahidin Indonesia Timur, di Poso Sulawesi Tengah masih terus
digeber personel TNI/Polri.
Medan yang berat dan perbukitan menjadi tantangan sekaligus kendala proses pencarian terhadap kelompok bersenjata tersebut.
"Di
Poso, daerahnya pegunungan semua. Yang di sana semua bilang ya Poso
medan yang berat," kata anggota kepolisian dari Direktorat Satwa Mabes
Polri Brigadir Rahmat, Kamis 19 November 2015.
Medan perbukitan
menurut Rahmat memang menjadi lokasi ideal para anggota jaringan Santoso
tersebut. "Di situ dia (Daeng Koro) bikin gubuk-gubuk. Itu gubuk memang
tempat Daeang Koro melatih anggotanya di pegunungan Pino Data (Poso)
itu," katanya.
Anjing Pelacak Meninggal
Selama ini, menurut Rahmat, guna memudahkan perburuan kelompok teroris, pihaknya melibatkan bantuan dari anjing pelacak.
Salah
satunya adalah anjing herder bernama Priston. Sayangnya, anjing yang
berhasil mengendus jejak pemimpin Mujahidin Indonesia Timur yakni Daeng
Koro tersebut sudah mati lantaran sakit.
“Priston yang ikut
operasi itu telah mati. Dia (Priston) mati karena pendarahan ke luar
dari hidungnya. Priston kecapean dan kepanasan. Kan medan Poso itu cukup
berat,” ujar Rahmat.
sumber:viva.co.id