Topikmetro.com - Seorang mahasiswa pascasarjana asal
Afrika Selatan, Isobel Bowdery, selamat dari tragedi penembakan dan bom
bunuh diri di Paris, Prancis.
Wanita berusia 22 tahun itu mengaku selamat dari aksi kejam yang
dilakukan para pria berpakaian hitam dengan senjata AK-47 itu setelah
dia pura-pura mati dan terlentang bersama puluhan jasad yang ditembak
sebelumnya.
Dalam keterangannya seperti dilansir
Daily Mail, Minggu, 15
November 2015, Bowdery mengaku hal itu ia lakukan selama kurang lebih
satu jam, sebelum akhirnya situasi aman dan ia bisa melarikan diri. Saat
kejadian, Bowdery memang tengah berada di dalam gedung pertunjungan
konser musik di Bataclan.
"Puluhan orang ditembak tepat di depan (mata) saya. Kolam darah
memenuhi lantai. Saat itu saya panik. Kemudian saya berbaring
berpura-pura mati. Saat itu, yang ada di pikiran saya cuma menunggu
peluru yang bakal bersarang di tubuh saya. Saat itulah saya teringat
semua wajah orang-orang yang saya cintai," ujarnya dalam
posting-an di akun media sosial miliknya.
Untuk memuluskan rencana, Bowdery mengaku mengambil beberapa gerakan
ringan dengan membasuh darah yang ada di lantai ke pakaian yang dia
kenakan. Dengan harapan, orang-orang kejam yang melakukan penembakan
menganggap dirinya sudah mati.
Bowdery mengaku, dirinya tak menyangka jika ISIS berada di balik
penyerangan tersebut. Saat kejadian, ia hanya mengira orang-orang
bersenjata itu merupakan golongan kelompok metal yang stres. Sampai
akhirnya ia melihat orang-orang bersenjata itu melesatkan beberapa
tembakan ke arah kerumunan, dan 80 orang tewas pada acara tersebut.
Hal
senada juga disampaikan Anthony, seorang penonton konser yang selamat
dalam penembakan brutal di Bataclan. Ia mengaku pura-pura mati dan
terlentang bersama tumpukan jasad orang-orang yang tak dikenalnya.
"Saya sedang menunggu tembakan fatal, dan saya benar-benar melakukan cara agar tak terlihat mereka (penyerang)," kata Anthony.
Keajaiban
dikatakannya datang setelah ada seseorang yang berteriak jika para
penyerang sudah pergi. "Aku menyelinap di genangan darah kental. Kami
merangkak, kami memanjat orang (jasad) sebelum akhirnya benar-benar
berlari."
sumber:viva.co.id